Saturday, May 11, 2013

Luka


Dia tertatih memasuki ruangan, wajahnya muram tanpa kata.

Lukamu... terbuka lagi?" Tanyaku perlahan.

Dia hanya mengangguk perlahan, sebagai jawaban atas pertanyaanku. Tanpa diminta ku keluarkan sebuah kotak dari laci. Perlahan dia menerima kotak tersebut dan berjalan menuju meja di pojok ruangan.

Bukan hanya sekali aku melihat pemandangan ini, perlahan dia membuka kotak tersebut, mengeluarkan isinya segulung perban, kapas, sebotol obat luka dan sebotol cairan pembersih luka. 

Dengan hati-hati dia bersihkan luka tersebut dengan cairan pembersih luka dan kapas. Luka yang tidak terlalu besar sebenarnya, tapi begitu seringnya luka tersebut terbuka, hingga bertahun-tahun luka tersebut tak kunjung sembuh.

Aku mendekat dan duduk disampingnya, mengamati lebih jelas, apa yang dia lakukan.

Dengan hati-hati dia membubuhkan obat luka, dan dengan hati-hati pula dia membebat lukanya dengan perban. Semua dilakukan dengan perlahan dan dalam diam.

Setelah selesai, dia memasukkan semuanya kembali ke dalam kotak, dan kemudian mengangsurkannya kepadaku. Ku terima sambil tersenyum dan saat itulah aku lihat dia meringis, seakan menahan sakit.

"Does... it hurts...?" Terbata-bata aku menanyakan hal itu.

Tanpa menjawab, dia memalingkan mukanya kepadaku. Dan ketika aku melihat matanya

Tuhan...

Tanpa perlu kata-kata untuk diucapkan, aku menemukan jawaban atas semua pertanyaanku, pertanyaan yang terucap, ataupun yang masih ada di pikiranku.

"I'm sorry... I'm really sorry..."

Short pause between us.

"I shouldn't ask..." kata-kata itu tercekat di tenggorokanku.

Dia hanya terdiam, mencoba untuk tersenyum, menyatakan tanpa kata bahwa tidak apa-apa.

"May I... Give you a hug?"

Perlahan dia mengangguk, memperbolehkan aku untuk memeluknya.

Ku peluk dia dengan sepenuh hatiku, ku dengar sedu tangis, tangis yang tertahan lama, tangisan tanpa air mata karena telah kering dimakan masa.

Ku pererat pelukanku, dan ku bisikkan perlahan di telinganya

"Kau tak akan terluka lagi, aku janji."

Dan tangis itu pun pecah, tangisan kesedihan untuk yang terakhir kalinya.

0 comments:

Post a Comment

Feel free to leave your comments here :)