Monday, September 16, 2013

Sang Penjaga


Aku menyusuri jalanan meninggalkan Alun-Alun Kota, keluar dari jalan raya menapaki jalanan setapak menuju ke sebuah pondok di tepi danau. Rumah Sang Penjaga.

Sebuah rumah batu yang entah berapa usianya, berdiri kokoh di tepi danau, seakan-akan menyatu dengan alam sekitarnya.

Aku membuka gerbang, ku lihat Sang Penjaga tengah duduk di gazebo kecil di samping rumah, dengan perapian di tengah-tengahnya. Kesanalah aku kemudian menuju.

"Duduklah." Kata Sang Penjaga saat melihatku menghampirinya.

Aku pun duduk di hadapannya, membuka kaos tangangku dan menggosok-gosokkannya di dekat perapian mencoba mengusir dinginnya angin Musim Dingin.

"Aku ingin menambahkan beberapa hal pada Kotak Pandoraku." kataku kemudian, sambil memandang Sang Penjaga yang mengamati gerak-gerikku.


Tanpa berkata apa-apa, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru dari bawah tempat duduknya - Kotak Pandoraku - dan kemudian menyerahkannya kepadaku.

Entah berapa orang yang menitipkan Kotak Pandoranya kepada Sang Penjaga, dan entah bagaimana dia hapal semua Kotak tersebut dan tak pernah tertukar satu sama lain. Aku tak tahu, dan tak pula hendak ingin tahu.

Kuletakkan Kotak Pandoraku di atas pangkuanku, ku buka kuncinya. Dan kemudian aku raih benda-benda yang aku taruh di dalam tas ku. Sebuah buku catatan, sebuah benda berbentuk segitiga, sebuah benda yang bersinar, beberapa lembar kertas, dan sebentuk hati yang telah memudar, semua berasal dari masa lalu.

Ku pandangi benda-benda tersebut, yang sekarang sudah berpindah ke Kotak Pandora. Dan, setelah melihat untuk yang terakhir kalinya, ku tutup rapat-rapat dan kemudian aku kunci.

Aku memandang Sang Penjaga yang memperhatikan semua gerak-gerikku dalam diam, sambil tersenyum aku ulurkan kembali Kotak Pandoraku kepaanya, sambil berkata

"Terima kasih."

Sang Penjaga tersenyum, menerima Kotak Pandoraku dan kemudian meletakkannya kembali ke bawah tempat duduknya. Untuk kemudian menghilang entah kemana.

"Jangan pergi dulu." kata Sang Penjaga kemudian

"Senja ini terlalu indah untuk dinikmati sendirian. Duduklah, marilah menikmati senja bersamaku." Katanya menambahkan.

Aku tersenyum, tak pula aku berniat untuk segera pergi. Dan yah.... Senja kali ini begitu indah, sayang sekali untuk melewatkannya.

"Mau minum sesuatu?" kata Sang Penjaga dengan ramah.

"Green tea latte." kataku setengah sadar, sambil mataku tak lepas dari pemandangan di depan kami.

"Ah... Pilihan yang bagus." kata Sang Penjaga sambil tersenyum.

Dia mengambil cangkir dari rak di sampingnya, dan kemudian mengulurkannya kepadaku.

Secangkir green tea latte terhidang di hadapanku.

"Tunggu sebentar, aku rasa aku masih punya cream cheese."

Katanyanya sambil meraih piring, masih dari rak yang sama. Untuk kemudian mengulurkannya kepadaku, dan sepotong besar cream chesse terhidang diatas piring tersebut.

"Mau tambahan gula? Atau madu mungkin?"

"Tidak, aku suka apa adanya."

Ku sesap perlahan green tea latte ku, pahit...

Entah kenapa aku suka pahit akhir-akhir ini.

Sumber gambar: screen capture video klip The Celts

0 comments:

Post a Comment

Feel free to leave your comments here :)