Pintu Yang Tertutup

Ada satu masa dimana pintu tersebut selalu terbuka, seorang lelaki akan menyambut siapa saja yang datang dengan penuh senyuman hangat, dan mempersilahkan siapapun untuk memasuki rumah tersebut. Sangat jarang pintu itu tertutup, bahkan saat jauh malam sekalipun.

Seluruh ruangan tersebut terbuka untuk siapa saja, ruang tamu, ruang makan bahkan ruang tidur. Semuanya bisa bebas keluar masuk.

Sampai suatu saat, negara api menyerang. Ah bukan... Beda lagi ceritanya.

Sampai suatu saat seseorang memasuki rumah tersebut, dan mengobrak-abrik rumah tersebut. Lelaki itu jengkel, tetapi seseorang berkata kepadanya

"Sudah lah, itu hanya hal sepele, jangan diambil hati."

Lelaki tersebut terdiam, memang tidak ada kerusakan di rumahnya, tidak ada barang berharga yang hilang, karena memang tidak ada barang berharga di rumah tersebut. Lelaki tersebut menghela napas panjang, mencoba untuk tersenyum melupakan apa yang telah terjadi. Dia kembali menyapa orang-orang yang datang kerumahnya dengan ramah dan tetap membiarkan pintunya terbuka lebar.

Dan kemudian orang tersebut datang lagi, kembali mengobrak-abrik rumahnya, dan kali ini lebih parah, orang tersebut merusak barang berharga milik lelaki tadi, barang yang bagi orang lain tidak ada harganya, tapi bagi dia sangat berharga, karena barang tersebut merupakan pemberian dari orang yang dia kasihi.

Lelaki tersebut terdiam, tak lagi hirau dengan suara orang-orang di sekelilingnya yang berusaha menenangkannya. Dengan halus dia meminta semua orang untuk pergi, dan secara perlahan menutup pintu rumahnya.

Sejak saat itulah pintu tersebut selalu tertutup dan sangat jarang orang melihat pintu terbuka.

Epilog:

Lelaki tersebut masih selalu menyambut dengan ramah jika ada yang datang ke rumahnya, namun tak lagi ia mempersilahkan tamu-tamunya masuk, hanya sebagian kecil yang diperbolehkan masuk, karena pintu itu telah tertutup.