Saturday, July 20, 2013

Musim Gugur


Rasanya, belum lama Kota Hari-hari merasakan Musim Semi, seluruh penjuru kota dipenuhi hijaunya pepohonan, bunga berwarna-warni bermekaran di empat penjuru mata angin, warna merah, kuning, ungu perak dan juga emas. Tetapi Musim Semi tak berlangsung lama, pelahan bunga-bunga layu dan kemudian berguguran. Dedaunan yang menghijau perlahan berubah memerah, menguning dan kemudian mengering. Dan satu demi satu berguguran ke tanah.

Demikian juga dengan dirimu, Kau yang dulunya laksana Musim Semi, dengan wajah penuh senyum, keceriaan selalu menyelimutimu, perlahan berubah. Tak lagi kulihat senyum itu, tak lagi kulihat keceriaan itu.

Ketika bunga dan dedaunan perlahan layu, demikian juga dengan Rasa yang ada pada Dirimu, aku merasa kita semakin jauh, bukan jarak yang memisahkan kita, tapi rasa yang tak lagi sama.

Hari demi hari, semakin banyak bunga yang lalu, semakin banyak daun yang mengering. Demikian juga dengan dedaunan di Pohon Kehidupan. Satu demi satu daun berguguran, meninggalkan ranting dan dahan yang gundul.

Aku menuju ke tempat dimana kita biasa bertemu, tapi tak jua aku berjumpa dengan dirimu. Aku pergi ke tempat dimana dirimu berada, namun tak ada yang tahu keberadaan akan dirimu. Aku bertanya kepada Angin, tapi dia hanya menggeleng, Aku bertanya kepada Daun, tapi dia hanya tertunduk lesu, dan kemudian gugur.

Ke seluruh penjuru kota aku mencari, setiap tempat, setiap bangunan, hingga akhirnya aku sampai di Stasiun Menuju Ke Luar, dan aku bertanya kepada seorang Petugas disana.

"Tidak kah kau lihat, seorang Gadis berambut panjang dengan senyum manis menghiasi wajahnya?"

Dan dia menjawab

"Ada banyak orang yang memasuki Stasiun ini, ratusan, bahkan mungkin ribuan. Tak mungkin aku bisa mengingat satu per satu."

"Tapi dia begitu unik, kau pasti akan mengenalinya begitu kau melihatnya, Dia berbeda dibandingkan yang lainnya."

"Maafkan aku, tapi aku tak bisa membantumu." kata Sang Petugas dengan tulus.

Aku terdiam, tak tahu harus berkata atau berbuat apa.

"Sebentar lagi, keretanya berangkat." kata Sang Petugas menambahkan.

Ah... Haruskah aku mempedulikannya? Kereta yang hendak meninggalkan Kota ini?

Tak berapa lama setelah Sang Petugas mengatakan hal tersebut, ku dengar peluit kereta berbunyi, dan kulihat Kereta yang meninggalkan Staasiun ini.

Aku tak tahu, dan aku tak pernah tahu, tapi Aku merasa, Kau ada di dalam Kereta tersebut, pergi jauh, meninggalkan kota ini.

Dan bersamaan dengan itu, daun terakhir di Pohon Kehidupan mengering untuk kemudian jatuh ke tanah. Musim Gugur telah datang.

Sumber gambar: screen capture Only Time music video, Autumn scene.

2 comments:

hanifa said...

Tulisannya bagus :)
'Aku' ditinggalkan perempuan yang dikaguminya ya..

Djaw! said...

@hanifa
Mungkin... :D

Post a Comment

Feel free to leave your comments here :)