Saturday, October 12, 2013

Aku Dan Bintang (Bagian II)


Malam ini, aku duduk seorang diri di Teras Kamar, menikmati langit malam penuh dengan bintang. Di temani secangkir teh hangat dan sepiring camilan kesukaanku.

Dari kejauhan sayup-sayup ku dengar suara Sang Malaikat yang menyanyikan lagu tentang alam dan kehidupan yang menambah kesyahduan malam ini.

Kusesap teh ku perlahan. Enak... Aku suka rasa samar dari lemon yang aku tambahkan tadi. Sesosok tubuh menghampiriku dan kemudian duduk di kursi di depanku.

"Hi." Katanya pendek

Ku angkat kepalaku. Tepat dihadapanku, aku lihat Sang Bintang, sahabatku yang telah lama tidak bertemu. Dia tersenyum, senyuman hangat yang telah lama tidak aku lihat.

"Hi..." Jawabku, sambil meletakkan cangkir teh diatas meja.

"Sudah lama kita tidak ngobrol yah?" katanya kemudian

Untuk sejenak suasana canggung diantara kami, ku buka mulutku untuk menjawab pertanyaannya, tapi tak ada sepatah katapun terucap.

"Aku kangen ngobrol sama kamu." Sang Bintang menambahkan.

Kembali aku terdiam, tak tahu harus menjawab apa.

"Aku juga kangen obrolan kita."

"Tapi kau selalu sibuk." Kataku menambahkan.

Sang Bintang mengambil napas panjang, untuk kemudian menghembuskannya perlahan.

"Aku minta maaf, karena banyak hal yang harus aku kerjakan akhir-akhir ini, sehingga membuat kita jarang ngobrol seperti dulu lagi."

Terdiam sejenak

"Begitu sering aku ingin ngobrol denganmu, tapi selalu saja ada gangguan yang datang, dan begitu aju terbebas dari semua itu, kau yang terbebani oleh kewajibanmu, tak jarang kau sudah terlelap tidur karena kecapean dan aku tak mau menganggu mu."

Ah, Sang Waktu... Begitu ingin aku kembali ke masa lalu, dimana kami punya banyak waktu untuk bersama, dimana tak ada hal yang lebih penting untuk dikerjakan selain kebersamaan kami.

Ku lihat Sang Bintang yang ada di hadapanku. Ku telisik dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dengan berjalannya waktu banyak hal yang telah berubah, tapi aku tahu perubahan tersebut hanya luarnya saja, tidak ada yang berubah di dalam.

Dia tetaplah Bintang Kecil yang aku kenal bertahun-tahun yang lalu, dan aku tahu kalau dia tahu bahwa aku tetaplah aku, sama seperti yang dia kenal bertahun-tahun yang lalu.

"Kau mau teh?" kataku menawarkan.

"Boleh." jawabnya sambil tersenyum

Kutuangkan teh ke dalam cangkir dan ku letakkan di hadapannya. Malam ini kami menikmati langit yang dipenuhi bintang-bintang, sama seperti yang biasa kami lakukan.

Surakarta, 12 Oktober 2013 | 11.00 PM

Untuk Pangeran Kecil, Sang Pilot dan semua orang yang berusaha memahami bintangnya masing-masing

3 comments:

icha said...

ceritanya menarik bgt omm... LIKE

Anonymous said...

lagi nglamun ya kang? bagus narasinya.

Djaw! said...

@icha
Terima kasih :)

@menujumadani
Lagi nggak bisa tidur :D

Post a Comment

Feel free to leave your comments here :)